Cara Mengelola Keuangan dengan Budgeting - Menjadi karyawan yang mengandalkan pemasukan dari gaji bulanan tentu memerlukan perencanaan untuk mengelola keuangan. Salah-salah uangmu bisa habis sebelum tanggal gajian selanjutnya. Dan kamu pastinya sudah tidak asing dengan sebutan Money Management atau Manajemen Keuangan. Salah satu dari sekian banyak cara mengelola keuangan adalah teknik Budgeting atau penganggaran. Teknik ini adalah teknik dasar yang banyak digunakan di banyak bidang, bahkan sekelas pemerintah negara pun menggunakan teknik ini. Contohnya adalah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Ya walaupun budgeting adalah teknik sederhana, namun pengembangan teknik ini bisa sangat luas dan kompleks seperti yang di gunakan pada anggaran negara.
Disini saya akan bahas untuk level keuangan rumah tangga saja ya. Nah cara ini menurut saya sangat efektif untuk menghindari jebakan tanggal muda, agar kamu tidak menderita di tanggal tua nanti. Kamu tinggal sesuaikan saja dengan nominal pendapatan dan belanjamu sendiri, serta hal lain yang kamu perlukan. Mari kita mulai pembahasannya.
Apa itu Budgeting keuangan?
Budgeting adalah teknik penganggaran atau pengalokasi uang yang ditujukan untuk tujuan tertentu. Biasanya, prosesnya akan melibatkan dua hal utama, yaitu pemasukan dan pengeluaran. Lalu dikategorikan lagi ke sub kategori di bawahnya. misalkan pendapatan: gaji, keuntungan usaha dll, lalu pengeluaran: belanja bulanan, biaya transport, biaya sewa dll.
Dari anggaran tersebut kemudian dibuatlah aturan terkait penggunaannya, misal, masing-masing anggaran harus digunakan sesuai peruntukannya tidak boleh ada subsidi silang. atau, beberapa anggaran dapat digunakan untuk subsidi silang jika ada kebutuhan darurat. Semua aturan tersebut sebaiknya ditentukan di awal, dan tentunya harus dijalankan.
Cara budgeting
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, kamu harusnya sudah dapat gambaran kasarnya. Nah berikut ini akan saya berikan contoh penerapan yang sering saya gunakan ketika perencanaan, dan ini nanti sangat bisa untuk kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu ya.
Pendapatan
Gaji : 5.000.000
Pengeluaran
Tabungan Wajib (10%) : 500.000
Biaya Operasional (10%) : 500.000
Dana Darurat (10%) : 500.000
Orang Tua (10%) : 500.000
Istri (10%) : 500.000
Belanja Rumah Tangga (40%) : 2.000.000
Sedekah (3%) : 150.000
Tabungan Investasi (7%) : 350.000
Skenarionya adalah, sudah menikah, belum punya anak, sudah punya rumah, sumber pendapatan saya cuma dari gaji. Pengeluaran saya terbagi seperti diatas. Nah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat budgeting antara lain.
Urutan yang saya pakai untuk pengeluaran sesuai dengan prioritasnya. Yang pertama adalah tabungan wajib. Saya meyakini tabungan bukanlah uang sisa kemudian ditabung, tapi memang uang yang dialokasikan untuk di tabung. Dan memiliki tabungan akan sangat membantu keuanganmu, agar kamu bisa merancang pengeluaran mendatang maupun mengamankan jika dana daruratmu tidak mencukupi.
Biaya Operasional adalah sebutan dari saya untuk biaya yang saya gunakan untuk menunjang kebutuhan pribadi saya setiap harinya selama sebulan. Biaya ini mencakup uang bensin, tabungan servis kendaraan, tabungan pajak kendaraan, uang jajan dan hal lain yang saya perlukan untuk bekerja dan aktivitas harian. Jika nanti uang ini tersisa, akan tetap saya alokasikan untuk tabungan dana darurat khusus operasional harian. Saya bahkan menghitung keperluan untuk kendaraan karena sering kali lupa kita alokasikan, dan menjadi beban belanja berlebih ketika saatnya service ataupun pajak. Dengan adanya tabungan operasional, maka saya tidak perlu khawatir jika suatu waktu harus service kendaraan atau hal lainnya. Intinya dana ini untuk mengcover seluruh kegiatan saya untuk menghasilkan uang lagi.
Dana Darurat juga dana yang memang harus dialokasikan sedari awal. Jangan sampai ada hal darurat dan kalian mengorbankan anggaran lain karena tidak punya dana darurat.
Anggaran untuk orang tua dan istri juga dialokasikan. memberi orang tua buat saya suatu kewajiban, besarnya menyesuaikan, yang penting harus memberi tiap bulannya. Untuk istri juga dialokasikan, karena uang belanja itu beda sama uang istri. Berikan support juga untuk istrimu agar bisa memiliki uang yang digunakan untuk kebutuhan pribadinya. Biarkan ia punya uang untuk sekedar beli make up atau pakaian, kalau dia bisa merawat diri dengan baik kan kamu juga yang senang.
Belanja rumah tangga, ini bisa disesuaikan secara bijak, agar kebutuhan pokok terpenuhi dengan tepat. Boleh irit untuk makan, cuma jangan sampai makanmu tidak bergizi. boleh irit listrik tapi iritlah penggunaannya bukan pelit dananya. Bijaklah mengelola uang belanja, jika perlu bisa di breakdown lagi anggarannya agar lebih spesifik.
Sedekah alokasinya kecil, iya memang, setidaknya saya harus bersedekah walaupun sedikit. Secara persentase memang 3%. Ya semoga saja kamu gajinya bisa 100 juta perbulan. kan sedekahmu jadi banyak. Ingatlah berbagi ya meski kamu belum kaya-kaya amat.
Tabungan investasi juga kecil. Iya memang, karena investasi buat saya haruslah uang dingin, atau uang bebas, ya segini aja dulu. Jangan memaksakan investasi jika memang anggarannya tidak ada ya.
Susunan rencana di atas selalu menggunakan persentase agar saya mudah alokasinya. Dan usahakan jika gaji naik, yang anggaran nominalnya tidak boleh ikut naik adalah biaya rumah tangga dan operasional. Jangan merubah gaya hidup meski gaji naik, tingkatkan saja yang lainnya, utamanya tabungan.
Kesimpulannya, budgeting bisa menjadi cara yang efektif tergantung perencanaan dan konsistensi penggunaannya. Rencanamu detail tapi penggunaannya tidak terkontrol sama saja. Berapapun gajimu sekarang, usahakanlah untuk selalu menabung, agar kamu terhindar dari hutang/pay letter/pinjol dan semacamnya. Percayalah, hidup tanpa hutang itu lebih menyenangkan.
Terima kasih untukmu karena sudah membaca sampai akhir. Share ke temanmu agar mereka juga bisa membuat anggaran belanjanya sendiri. Berikan pendapatmu di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.